KESEHATAN

Jawa Barat Waspada Kasus Demam Berdarah Dengeu

SJNews.com,- Hingga bulan Maret Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang jadi musuh bersama di Jawa Barat. Penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti ini membuat puluhan nyawa warga Jabar melayang.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan hingga 20 Maret 2024, kasus DBD di Jabar telah mencapai 11.058 kasus, terhitung mulai dari Januari hingga Maret. DBD juga mengakibatkan 96 orang di antaranya meninggal dunia.

Adapun sebarannya, terjadi merata di Jabar. Namun, Kota Bandung menjadi daerah penyumbang kasus terbanyak yakni 1.741, disusul Kabupaten Bandung Barat 1.043 dan Kota Bogor 939 kasus.

Namun untuk kasus kematian, paling banyak terjadi di Kabupaten Bandung yakni 14 kasus, kemudian Kabupaten Subang 13 kasus dan Bandung Barat serta Kota Bandung dengan 8 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Jabar Vini Adiani Dewi menuturkan, DBD menyerang semua kelompok usia tanpa terkecuali. Namun untuk pasien meninggal dunia, dia menyebut sebagian besar adalah anak usia 5 hingga 14 tahun.

“Yang meninggal terbanyak usia 5 sampai 14 tahun,” kata Vini, dikutip Sabtu (23/3/2024).

Vini menjelaskan, meski angka kasus DBD terbilang tinggi, namun tren kasusnya menurun sejak Januari lalu. Februari jadi bulan dimana kasus DBD mengalami lonjakan yang cukup tinggi.

BACA JUGA :   Antara Pemanfaatan Ganja Medis, RUU Narkotika dan UU Psikotropika.

“Januari 4.714, Februari 5.673, dan Maret hingga tanggal 20, 671 kasus,” terang dia.

Sebelumnya, Vini mengungkapkan DBD adalah penyakit yang terjadi sepanjang tahun. Namun menurutnya, kasus DBD akan melonjak pada momen tertentu seperti musim pancaroba saat ini.

“DBD ini penyakit sepanjang tahun dan pada kondisi tertentu akan mengalami peningkatan sesuai peningkatan perkembangbiakan nyamuk. Jadi perkembangbiakan nyamuk dipengaruhi lingkungan,” sebut Vini.

Pada masa pancaroba, dia mengungkapkan akan banyak genangan air muncul. Genangan air itulah yang kemudian menjadi tempat berkembangbiak nyamuk Aedes aegypti dan membuat kasus DBD meningkat.

“Dimana DBD ini senang pada air bersih (menggenang), maka kapan paling banyak terjadinya genangan? Ketika terjadi perubahan, kalau musim panas kan langsung kering dan kalau musim hujan akan terbawa arus,” imbuhnya.

“Tapi kalau musim pancaroba, banyak air menggenang karena tidak langsung kering atau teralirkan. Jadi memang waspada nya Januari sampai April,” tandasnya. (By)

baca juga

Ketua MPR RI Tegaskan Rumah Sakit Tidak Diskriminasi Terhadap Pasien BPJS Kesehatan

Yeni

Bulan Vitamin A, Sasar 114.483 Balita di Kota Depok

Yeni

Masalah Polusi Udara, Bupati Tangerang Minta Camat Pantau Pembakaran Sampah

Yeni