PENDIDIKAN

Asep Panjalu Lesmana Waksek SMADA, Tidak Ada Diskriminasi Siswa di SMA Negri 2 Depok,

DEPOK, SJNews.com,- Soal dugaan diskriminas terhadap pembinaan mata pelajaran kegiatan siswa kristiani saat “Teduh” di SMAN 2 Depok yang beredar liar dan viral itu.di ungkap.

Asep Panjalu Lesmana wakil kepala sekolah bidang humas SMA Negri 2 (Smada) menjelaskan bahwa beredar pembritaan tentang adanya diskriminasi terhadap siswa agama kristiani itu tidak benar, katanya saat ditemui awak media diruang kerjanya, Senin (10/10/2022).

Hal tersebut perlu saya jelaskan bahwa yang sekarang beredar berita sedang terjadi diskriminasi di SMA Negri 2 Depok, sekali lagi kami tekankan bahwa itu tidak benar. Karena kami di sini rukun dan baik baik saja tidak ada masalah, terangnya.

Asep menceritakan kejadian yang sebenarnya kisah mulanya kejadian yaitu, dari Foto yang awalnya di bawah tangga, waktu siswa saat teduh atau pelajaran agama, kebetulan jam 6.45 wib seharusnya pintu sudah di buka, disaat itu OB nya tidak membaca WhatsApp telat 5 menit dia baru buka kuncinya, kemudian anak-anak baru masuk di dalam proses ketika menunggu langsung di foto oleh Mayesti guru agama lalu di kirimkan ke grup alumni, akhirnya tersebar, herannya.

Padahal siswa yang urusan begituan adalah hal yang biasa di sekolah, kita selalu gunakan ruangan multiguna yang di bawah dekat tangga ini, biasanya ruangan multi guna tidak di kunci, kebetulan di gunakan untuk gudang seragam sekolah, tutur dia.

” makanya wakil kepala sekolah sarpas berinisiatif untuk memindahkan di tempat yang sama, tetapi memang koordinasi dengan OB sebenarnya sudah diberitahukan memang agak telat datangnya dia tidak membuka WhatsApp nya, dia tahu dari temannya barulah pintu buka, otomatis dia telat datang untuk mem buka pintu ruangan multiguna dan memulai kegiatan seperti biasa dilakukan di sekolah.

Kegiatan saat teduh saya tidak tahu kegiatan rohani itu Kristen kami menyebutnya saat teduh kegiatan itu yang rutin di lakukan jam 6.45 wib sampai jam 07.00 wib memang waktunya terbatas, OB sebelum siswa datang seharusnya membuka pintu, namun waktunya hanya 12 menit menjelang masuk, dikarenakan siswa muslim itu sedang berdoa di dalam kelas masing – masing Kristen yang berdoa berkumpul di ruangan multiguna. Jadi harus cepat memang sehingga padal saat di bukakanya pintu anak anak masuk ke kelas, ucapnya.

Asep, katakan bahwa di SMA Negri 2 Depok jumlah siswa yang beragama Kristen sebanyak 60 siswa dan itupun saya harus mendata ulang lagi, bila ada kegiatan saat teduh seperti ini gampang di krooscek.

BACA JUGA :   Disdik Depok Siapkan SPNF/SKB, Upaya Peningkatan Siswa Berkreasi

Mengenai ada dugaan diskriminasi, Asep menepis soal hal tersebut, “kami guru di SMA Negri 2 Depok tidak ada kekuatan untuk men intimidasi, siswa, itu tidak ada sama sekali, silahkan menanyakanya ke anak sekolah, Karena kami di sini rukun baik baik saja sehingga apapun terjadi di sekolah ini sebenarnya normal normal saja, namun ketika foto atau gambar yang tersebar. Ironinya, kejadian yang sempat viral itu justeru berbeda narasi beritanya berbeda dan sudah liar kemana – mana

Harapannya kita semua dengan satu keluarga di SMA Negri 2 Fepok, marilah bersama, menjaga keragaman, mudah mudahan ruangan multiguna yang di sediakan ini bisa lebih baik lagi dan resperantif agar anak anak bisa menjalankan ibadahnya dengan nyaman tenang dan tentram tanpa ada gangguan apapun.

Ditempat yang sama, Benny Sialagan guru olah raga menambahkan, sudah banyak yang menanyakan tentang berita SMA Negeri 2 Depok tentang berita diakriminasi siswa SMA Negri 2 Depok, mulai dari LSM, Ormas, aparat Kepolisian, TNI, FKUB, Depag Jakarta dan Depok, Kemendikbud dan Ristek, Anggota DPRD Depok pada berdarangan mencari kebenaran yang sesungguhnya.

Semua itu tidak benar, otu hanya soal mayesti guru agama yang me foto untuk laporan kegiatannya, namun di sher ke group WA dan foto tersebut dijadikan berita dengan narasi yang liar sehingga menjadi viral.

Soal Mayesti sebagai guru agama yang foto siswa di tangga, kami sudah serahkan ke pihak Depag dan itu urusan Depag, ungkapnya Benny.

Dalam pernyataan tertulis yang di kutip Suara Jabar News, pada Senin 10 Oktober 2022, Mayesti membantah bahwa isu diskriminasi di SMAN 2 Depok. Berdasarkan surat keterangan yang didapat oleh kalangan media dari pihak sekolah, tentang adanya diskriminasi terhadap siswa Rokhris SMAN 2 Depok itu tidak benar.

Surat pernyataan tersebut ditandatangani langsung oleh Mayesti bermeterai Rp10 ribu. “Dengan ini menyatakan bahwa seluruh pemberitaan dan informasi yang beredar pada saat ini yang berkaitan dengan adanya diskriminasi siswa Rohkris SMAN 2 Depok tidak benar adanya,” tulis isi surat pernyataan itu.

Bahwa foto-foto yang tersebar dengan narasi tak diberi ruangan untuk doa pagi itu tidak benar dan ditulis tanpa paksaan dari pihak manapun dan foto-foto yang tersebar di tangga adalah menunjukkan para siswa sedang menunggu ruangan yang akan dibuka oleh petugas sekolah.

Dengan demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa tekanan dari pihak siapapun,. (Benny/Yuni)

baca juga

Setelah Rakortas, Idris Ijinkan, Semua Jenjang Pendidikan di Kota Depok Laksanakan PTM 100 Persen

Yeni

Dinas Pendidikan Kota Depok Sosialisasi Aplikasi Pengisian E-Kinerja Bagi Guru ASN

Yeni

Siti Chaerijah Aurijah Kadisdik Kota Depok Pastikan PPDB Tahun 2024 Kondusif, Sesuai Juklak Juknis

Yeni