NASIONAL

Jokowi Minta Hal Ketegasan TNI-Polri, tentang Penceramah Radikal

JAKARTA, SJNews.com,- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono angkat suara terkait pernyataan Presiden Joko Widodo supaya istri personel TNI dan Polri tak mengundang penceramah radikal.

Menurutnya kalau permintaan tersebut merupakan sebuah teguran dan akan menjadi bahan introspeksi bagi TNI, khususnya untuk masing-masing matra.

“Ibu-ibu kita juga sama, kedisiplinannya juga harus sama. Enggak bisa, menurut saya, enggak bisa ibu-ibu (istri personel TNI-Polri) itu memanggil, ngumpulin ibu-ibu yang lain memanggil penceramah semaunya atas nama demokrasi,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa.

Sekali lagi di tentara, di polisi tidak bisa begitu. Harus dikoordinir oleh kesatuan, hal-hal kecil tadi, makro dan mikronya. Tahu-tahu mengundang penceramah radikal, nah hati-hati,” lanjut Jokowi.

Presiden juga menekankan, kedisiplinan personel TNI dan Polri sangat berbeda dengan kedisiplinan masyarakat sipil. Jokowi juga menyinggung bahwa tak ada demokrasi di tubuh TNI dan Polri.

Menurut Jokowi, tidak ada yang namanya bawahan bisa merasa bebas dengan atasannya karena atas nama demokrasi.

“Berbicara masalah demokrasi tidak ada di tentara dan kepolisian, tidak ada. Hal-hal seperti ini harus mulai dikencangkan lagi, supaya masyarakat itu melihat dan bisa kita bawa juga ke arah kedisiplinan nasional,” tandas Presiden Jokowi. ( Sumber : Duniaoberita.com )

baca juga

DPP LIPPI, Tolak Rencana dan Usulan dari Lemhanas soal Polri di Bawah Kementrian

Yeni

Prabowo : Pers Adalah Syarat Mutlak Demokrasi

Yeni

Dewan Pers, Media dan Wartawan Jangan Kuatir, ini penjelasan Ninik Rahayu,

Yeni