JAKARTA,SJNews.com, – Keputusan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang memecat dr. Terawan Agus Putranto saat ini menjadi perbincangan hangat dan menjadi perhatian oleh berbagai pihak. IDI mendapat sorotan tajam atas keputusan IDI yang memecat dr. Terawan yang dinilai tidak tepat.
Sebagaimana diketahui, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara resmi telah melakukan pemecatan terhadap dokter Terawan Agus Putranto. Mantan Menteri Kesehatan RI itu diberhentikan sesuai dengan rekomendasi dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI).
Lantas, apa penyebab Terawan sampai dipecat?
Berdasarkan surat dengan kop Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pusat Ikatan Dokter Indonesia yang ditujukan kepada Ketua Umum PB IDI tertanggal 8 Februari 2022, salah satu alasan Terawan dipecat karena melakukan promosi Vaksin Nusantara sebelum penelitiannya selesai.
Secara terpisah Ketua Umum DPP SKPPHI Ryanto Sirait, SH, MH mengatakan bahwa baru di Indonesia ini ada seorang dokter profesional yang dipecat. Tidak tanggung- tanggung, yang dipecat itu adalah seorang dokter berpangkat Letnan Jenderal dan pernah memimpin RSPAD bertahun-tahun lamanya.
“Bahkan, beliau pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI,” paparnya.
Keputusan pemecatan keanggotaan Terawan dari IDI itu tertuang dalam Surat Tim Khusus MKEK Nomor 0312/PP/MKEK/03/2022. Dalam surat inilah memuat tiga poin terkait dengan pemecatan dr. Terawan.
1). Meneruskan hasil keputusan rapat sidang khusus MKEK yang memutuskan pemberhentian permanen sejawat Prof Dr dr Terawan Agus Putranto, SpRad(K) sebagai anggota IDI.
2). Ketetapan ini pemberhentian dilaksanakan oleh PB IDI selambat-lambatnya 28 hari kerja.
3). Ketetapan tersebut berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Dengan begitu, artinya Terawan nantinya bukan lagi bagian dari IDI lantaran telah diberhentikan secara permanen.
“Saya meminta kepada kementerian kesehatan RI untuk duduk bersama dengan IDI/Ikatan dokter Indonesia, karena saya khawatir akan menjadi yurisprudensi bagi masalah serupa dimasa yang akan datang sehingga menyebabkan dokter-dokter kita takut untuk berinovasi dan kreatif dengan penelitian nya dan atau riset”, ujar dia
“Juga Saya khawatirkan konflik ini jadi pemicu dan momentum dibentuknya organisasi dokter baru tandingan. Para dokter tinggal memilih mau ikut yang mana,” tutup Ryanto Sirait yang juga lawyer asal medan ini, didampingi Sekjen DPP SKPPHI Megy Aidillova. (MG)